Wednesday, December 27, 2006

Massive Territory Conference



From http://massiveterritory.com/:
Acara utama yaitu Design Conference akan mengangkat isu-isu seputar dunia desain grafis yang pada 10 tahun terakhir hingga sekarang telah melawan arus utama desain ternyata justru mendapatkan tempat yang layak baik pada sisi experimental bahkan industri. Beberapa desainer yang diundang sebagai pembicara merupakan sedikit dari sekian banyak designer terkemuka di dunia yang berani, mampu dan telah membuktikan isu tersebut. Mereka telah bekerja dalam dunia desain dengan berbagai media dari 2 dimensi, 3 dimensi maupun media baru elektronic (New Media) berbasis screen berbentuk animasi ataupun motion graphic lainnya.

Monday, December 25, 2006

Graphic Design for Basic

Buku ini menawarkan pelajaran paling mendasar tetapi berkesan dari Alan Swann, seorang desainer komersial Amerika kawakan.

Sunday, December 24, 2006

Design Studies


Buku ini sebenarnya sederhana saja, tetapi akan menjadi rumit karena sulit untuk menerapkannya dalam dunia praktis. Bukan berarti buku ini teoritis belaka, tetapi karena kondisi perekonomian dan mental pekerja desain grafis kita yang masih carut marut.
Betapa proses desain itu menjadi sesuatu yang penting. Desain bukan sekedar proses brainstorming soal ide-ide visual yang unik.
Desain merupakan satu disiplin yang demokratis dan interdisiplin, karenanya ia mempunyai tanggungjawab khas dalam masyarakat. Memang tidak ada yang terluka apalagi mati karena desain visual yang buruk, kecuali mungkin sakit mata dan sakit hati buat orang-orang tertentu.

Untuk menghasilkan desain yang bertanggungjawab, seorang desainer harus berpengetahuan. Profesi desain sendiri memadukan seni bisnis dan seni terapan, terlalu banyak bisnis mengorbankan desain, dan terlalu banyak seni mengorbankan segi bisnis.

Masalahnya bukan pada menciptakan desain yang menjual, desainer tidak menjual desain, desainer menawarkan jasa untuk menolong pebisnis menjual produk-produk mereka. Seringkali desainer mengeluh soal tenggat waktu dan kehabisan ide atau malah menunggu ide-ide cemerlang di saat-saat terdesak. Dalam bisnis segala sesuatu harus direncanakan, segala sesuatu harus dikomunikasikan, segala sesautu memerlukan lobby-ing. Desain harus terencana, desain harus dapat mengkomunikasikan sesuatu, desain harus persuasif meyakinkan audiens.

Tanpa riset, tanpa mempunyai data-data, tanpa komunikasi, desain hanya menjadi sebuah seni murni yang sulit diterapkan ke dalam masyarakat, apalagi untuk keperluan produksi massal, atau untuk kepentingan massa.
Akibatnya lebih banyak masalah desain adalah masalah desainer pribadi, bukan masalah produk atau masalah di tengah masyarakat. Desainer memecahkan masalah dirinya sendiri bukan memecahkan masalah produk atau masyarakat.
Pengetahuan yang terbatas, misalnya desainer hanya tahu desain, tetapi tidak mengerti disiplin lain, maka jatuhlah ia kepada keterbatasan-keterbatasan lainnya. Tidak mengerti bahasa visual, tidak mengerti menemukan masalah, tidak mengerti bagaimana mencari ide, tidak mengerti untuk apa membuat desain. Yang penting klien suka, dan ide terjual.
Hal ini yang membuat desain grafis semakin biasa saja, tidak ada yang istimewa. Desain hanya dipelajari secara formalis, tidak ada pendalaman metode mencari, mengembangkan, dan menginovasi desain.
Buku ini disusun dari berbagai pandangan mulai dari orang-orang edukasi hingga para praktisi.
Desain harus melalui proses, dan proses ini merupakan jalan bagi pebisnis untuk memajukan usahanya. Desain grafis bukan lagi soal bagaimana menjual 'taste' desainernya kepada klien, atau sebaliknya, bukan pula soal bagaimana memvisualkan 'keinginan' klien.
Desain adalah tentang desain itu sendiri.

Friday, December 22, 2006

Knowledge and Responsibility

Apakah yang membedakan antara desainer (grafis) dan bukan?
Dengan adanya komputer dan program-program grafis yang user friendly, kini siapa saja bisa membuat desain. Buku-buku showcase dan berbagai buku belajar program grafis dan belajar desain bertaburan. Berbagai kursus desain grafis ditawarkan oleh sekolah ketrampilan, dan bahkan banyak universitas yang membuka jurusan dan program desain grafis. Setiap orang yang pernah punya pengalaman di dunia praktis periklanan, studio grafis, percetakan atau penerbitan dan pekerja grafis lainnya menjadi layak untuk menjadi pengajar desain grafis.

Sedemikian mudahkah menjadi desainer grafis?
Rasanya, Ya, mudah saja menjadi desainer grafis. Desain grafis adalah sebuah profesi dan disiplin yang paling demokratis dan tidak mempunyai banyak resiko bagi seseorang.

Sebenarnya, secara umum, desain lebih diperlukan oleh dunia yang sudah maju, baik dari segi ekonomi maupun sosial dan kebudayaan. Seni dan desain merupakan simbol bagi kemajuan sebuah budaya, ketika kehidupan individu sudah terpenuhi maka ia akan membutuhkan aktualisasi diri, dia merasa perlu menunjukkan kualitas karakter dirinya. Bagi sebagain orang melalui mendengarkan musik yang dianggap berkelas, menggunakan baju dengan fashion yang terpilih, alat komunikasi yang tidak hanya fungsional tapi mencerminkan karakter dirinya, serta mengkoleksi benda-benda seni sebagai status.

Tanpa ekonomi dan politik yang stabil, kehidupan sosial akan berantakan dan seni dan kebudayaan tidak dapat jauh berkembang. Setiap orang mempunyai rasa seni, setiap orang selalu mendesain, seni dan desain itu menjadi sangat individu dan fungsional sifatnya.
lalu apa yang dapat membuat seseorang yang mempelajarinya atau mendapatkan pendidikan di bangku kuliah berbeda dengan orang biasa yang terampil menggunakan komputer dan program desain grafis serta mempelajari desain-desain melalui buku-buku?

Kebutuhan primer biasanya mendahului kebutuhan hidup lainnya, dan desain grafis sering diandalkan sebagai profesi untuk memperoleh pendapat yang mudah dipelajari teknik dan ketrampilannya. Sayangnya, ilmu seni dan desain ini pada akhirnya jatuh kepada penyembahan terhadap estetika dan prinsip artistik saja. Mereka yang berkesempatan duduk menikmati bangku kuliah pada akhirnya sibuk untuk membedakan dirinya dengan 'tukang desain' alias orang-orang yang belajar teknik program desain saja.
Akhirnya banyak desainer grafis yang bermental pertukangan saja, kononya mereka mempunyai kemampuan membuat konsep desain, bukan sekedar desain yang terlihat artistik saja. Karya-karya mereka kononnya mengandung konsep komunikasi dan didesain melalui proses dan riset terlebih dahulu. Kita bahkan tidak tahu pasti konsep komunikasi apa, siapa dan bagaimana yang mereka pakai. Proses desain dan metode riset seperti apa yang mereka lakukan sehingga muncul berbagai desain-desain yang grafisnya seperti asyik sendiri.

pada akhirnya, ada dua hal yang perlu kita pertanyakan kembali tentang disiplin ilmu desain grafis dan pekerjaan serta profesi desainer grafis. Dua hal yang perlu untuk terus diulang-ulang dan senantiasa dipertanyakan kembali. Tetapi kedua hal ini masih jauh panggang dari api, karena desainer masih sibuk memenuhi kehidupan dan mempertahankan nyala api di periuk nasi rumah. Kedua hal itu adalah pengetahuan (knowledge) dan tanggung jawab (responsibility).

Thursday, December 21, 2006

Design Management


Penerbit buku ini adalah Ava Academia, salah satu penerbit eropa yg berkonsentrasi menghasilkan buku2 pendidikan desain (grafis) yang sifatnya intelektual dan praktis sekaligus. Bukan hanya sekedar contoh2 atau showcase display dari berbagai perusahaan desain ditambah opini2 dan komentar atas desain, tetapi apa yang ditawarkan pada Design Management memang sebuah gambaran lengkap ttg proses mendesain dalam dunia praktis yang ideal.
Artinya untuk menghasilkan desain yang bagus dan berkualitas, bukan hanya menurutkan perasaan desainer atau keinginan klien, tetapi kombinasi keduanya ditambah dengan proses meriset - membaca - memahami - dan tanggung jawab sosial.

Monday, December 11, 2006

Buku-buku riset untuk seni rupa dan desain grafis



Yang satu ini akan segera terbit, dan sepertinya memberi harapan bahwa praktek desain visual mempunya legitimasi dalam mencapai kebenaran, meskipun bukan bersifat mutlak tetapi juga bukan jatuh ke relatifitas tanpa dasar. =)

Buku-buku riset untuk seni rupa dan desain grafis


Seni rupa dikenali dengan subjektifitas para penggiatnya. Bagaimana proses kreatif dalam menghasilkan karya dan pemikiran seni rupa seringkali terjebak dalam kesukahatian pelakunya. Karena itu buku ini memberikan gambaran perjalanan pendidika seni rupa terutama dalam proses menghasilkan karya, baik pemikiran maupun seni plastis.
Melalui ini diterangkan secara ringkas metode-metode riset yang dikembangkan oleh senirupawan-senirupawan dari berbagai sivitas akademika.

Buku-buku riset untuk seni rupa dan desain grafis


Dunia seni rupa dan desain (terutama visual design) masih dalam perdebatan tentang metode riset yang layak digunakan dan dapat lebih dipercayakan. Realibilitas dan validitasnya masih menjadi perdebatan di kalangan peneliti dan praktisi.
Berikut ini beberapa buku referensi yang bisa membantu untuk mendapatkan gambaran tentang penting metode riset dalam seni rupa dan desain. Bagaimana riset membantu menajamkan ide-ide dan kreatifitas, bukan hanya sekedar brainstorming membabi-buta yang banyak dipraktekkan oleh dosen-dosen pengajar kepada para mahasiswanya maupun Creative Director kepada para desain

Sunday, December 10, 2006

Cultural Studies: Theory & Practice by Chris Baker




Buku studi budaya yang satu ini menarik karena mengenalkan 'cultural studies' setahap demi setahap. Cocok digunakan sebagai pintu masuk halaman-halaman studi budaya yang beragam, pengenalan teori, konsep dan metode penelitian dan analisa yang singkat tapi jelas.

Saturday, December 09, 2006

Visual Communication: From Theory to Practice


Buku yang memadai untuk mahasiswa atau orang yang mau mempelajari desain grafis dari segi keilmuan, bukan keahlian bikin desain. Bukan buku teknikal tapi buku pemikiran dalam desain. Benarkah desain grafis sedang mengalami keterancaman akibat demokratisasi komputer dan internet? Ah.. itu bukan hal yang perlu ditakutkan, karena dengan demikian desain grafis menjadi semakin dewasa. Kalau ada yang mengatakan desain itu tidak perlu teori yang penting pada prakteknya bagus, nah, mudah-mudahan orang-orang yang materialistik seperti itu bisa tercerahkan setelah memahami buku ini. Yah, itu pun kalau mereka mau mengeluarkan duitnya untuk membaca. Amin.

A Good book for both student and tutor: Designers Are Wankers!




Buku ini merupakan kumpulan wawancara dengan beberapa desainer ternama, misalnya Kareem Rashid... mmm.. cukup menggodakan. Isu-isu yang diangkat sebenarnya bukan isu baru, tetapi baru kali ini para desainer bercerita blak-blakan. Dunia bisnis desain yang pesat telah mendiskreditkan kemampuan desainer muda. Terjadi kekaburan antara kemampuan desain berkualitas dengan kemampuan menghasilkannya secara kuantitas. Desainer muda yang tidak mampu bekerja dibawah tekanan, kerjasama tim dan memenuhi tenggat waktu yang mepet dan singkat, dinilai tidak layak atau tidak siap kerja.
Apakah kualitas desain dapat dicapai dengan itu?
Ah.. mari kita tanyakan Neville Brody aja, ya.

Friday, December 08, 2006

Hmm....

Bikin blog baru, mau ngerubah template yang lebih sederhana. hehe...