Sunday, March 25, 2007

Damien Hirst: Superstition

Sepanjang bulan Febuari (22) hingga Maret (5) 2007 tahun ini artis Inggris Damien Hirst mengadakan pamerannya berjudul Superstition, di Gagosian Gallery456 North Camden Drive
Beverly Hills, Amerika.
====
Gagosian Gallery is pleased to announce an exhibition of new paintings by Damien Hirst. Opening concurrently at Gagosian Gallery in Beverly Hills and Davies Street, London, Damien Hirst: Superstition is the artist's first exhibition in Los Angeles in over a decade. In these works, Hirst expands on the iconic motif of the butterfly as a symbol of the beauty and inherent fragility of life, reaching new heights of complexity, refined detail and radiance.

Throughout his work over the last twenty-five years, Hirst has taken a direct and challenging approach to ideas about existence. His work provokes a critical dialogue by calling into question our awareness and convictions about the boundaries that separate desire and fear, life and death, reason and faith, love and hate. In his art, Hirst uses the tools and iconography of science and religion, creating sculptures and paintings whose beauty and intensity offer the viewer insight into art that transcends our familiar understanding of those domains.

In this exhibition, Hirst creates paintings whose classical shapes and compositions take their inspiration from stained glass church windows. From the soaring gothic arch in Aubade - Crown of Glory to the intricate form of the rose window in Friday Night in the Royal Station Hotel - Conception, the works all portray an ornate, fractal geometry and perfect, mathematical symmetry that is awe-inspiring.

Each painting in Damien Hirst: Superstition has two titles, the first taken from the poems in Philip Larkin's collection High Windows. Larkin was an English poet whose fatalistic, colloquial writings speak to a seemingly shared extinguished faith. The second title makes direct reference to religious iconography. A fully illustrated catalogue with essays by noted Larkin scholars John Banville and Richard Bradford will accompany the exhibition.

diambil dari http://www.gagosian.com/exhibitions/beverly-hills-2007-02-damien-hirst/images/

Saturday, March 17, 2007


Seorang kolumnis dan jurnalis sains populer melakukan perjalanannya mengunjungi beberapa kolega sainstis yang diharapkan dapat memberikan jawaban atas,"Apakah sains masih diperlukan untuk memecahkan masalah-masalah di dunia dan akan menuju kemanakah kemajuan (kalau ada) sains di masa depan?"
Di dalamnya terdapat berbagai argumen dan diskusi dari para tokoh sains yang memberikan gambaran bahwa, setelah teori gravitasi Newton (ukuran menengah, teori utk di bumi), teori relativitas Eisntein (ukuran besar, teori utk planet-planet), dan teori quantum (ukuran mikro, teori utk sel-sel, partikel dan molekuler). Keinginan para saintis utk menemukan sebuah teori besar yg secara umumnya dapat menyatukan ketiga-tiga teori tersebut, dan masih belum menemui titik cerah sehingga fisika kini mengarah kepada pendekatan penjelasan filosofis (abstraksi dengan berbagai rumus/fromula matematis) daripada pembuktian ilmiah melalui laboratorium.

Brian Greene yang memulakan penjelasan populernya tentang ruang (space), waktu dan realitas tekstur semesta di dalam The Fabric of the Cosmos, kembali menuliskan secara populer tentang sebuah pencarian akan Theory of Universe atau Theory of Everthing atau Grand Theory. Pendekatan fisika dan matematika tentu akan menarik bagi para kosmolog dan juga astronomer. Pembahasan lebih lanjut tentang SuperString Theory akan lebih mudah dicerna apabila pembaca terlebih dahulu memahami konsep berpikir falsafi fisika yang berawal dari fisika Eistein tentang ruang dan juga lubang hitamnya Hawking.

Bagi peminat dengan sedikit latar belakang pengetahuan tentang sains matematika atau fisika atau kimia dan sejenisnya akan lebih mudah untuk mengikuti tulisan fundamental ini. Penulisnya mencoba menerangkan kondisi struktur matematis dari alam semesta. Sebuah padanan dari The Elegant Universe dari penulis fisika popular Brian Greene, tetapi dalam bentuk yang lebih ilmiah fundamental. Betullah kiranya bahwa dunia sains semakin mendekati sifat falsafi-nya sebagaimana diungkapkan oleh John Horgan, kolumnis Scientific American, dalam buku hasil wawancaranya dengan banyak pakar sains - The End of Scinece.

Global Culture/Individual Identity


Global Culture/Individual Identity menawarkan sebuah diskusi tentang bagaimana kondisi terkini dari tiga budaya besar di dunia. Yaitu Jepang, Cina dan Amerika. Hasil diskusi mendalam dari penulis dengan berbagai kalangan budayawan dan seniman tradisional dan kontemporer. Di dalamnya, melalui pendekatan yg bersifat antropologis, penulis mengajak kita bergelut dengan persoalan seperti pelestarian budaya dan pencarian kembali jati diri bangsa yang di jaman sekarang ini sudah dikelilingi oleh dunia 'cultural supermarket' atau kepembudayaan supermarket.

Thursday, March 01, 2007

The Story of Graphic Design inFrance



Desain grafis Perancis mempunyai ciri khas tersendiri, meskipun berbagai gaya desain melanda dunia grafis, mereka mempunya karakteristik tersendiri yang sudah terbangun sejak lama sehingga menjadi tradisi. Kesederhanaan dalam permainan simbol dan metafora menjadi penentu karakteristik desain Perancis yang terkenal elegan dan praktis. Pendekatan yang unik dan terobosan baru tanpa menghilangkan jejak tradisi lamanya adalah sebuah kelebihan desain grafis Perancis.

Swiss Graphic Design


Richard Hollis adalah penulis buku-buku sejarah desain grafis yang telaten. Buku tentang asal mula dan perkembangan desain grafis Swiss yang terutama dikenal menciptakan standard grafis manual untuk komunikasi visual perusahaan atau korporasi dunia.
Bersama dengan negara-negara eropa lainnya, desain grafis Swiss termasuk yang setia pada tradisinya tanpa terikut-ikut trend. Kalau kita melihat penerapan 'branding' pada tingkat nasional dan internasional pada setiap produk maupun jasa, maka kita tidak boleh tidak harus mempelajari sejarahnya dari Swiss.