Sunday, December 24, 2006

Design Studies


Buku ini sebenarnya sederhana saja, tetapi akan menjadi rumit karena sulit untuk menerapkannya dalam dunia praktis. Bukan berarti buku ini teoritis belaka, tetapi karena kondisi perekonomian dan mental pekerja desain grafis kita yang masih carut marut.
Betapa proses desain itu menjadi sesuatu yang penting. Desain bukan sekedar proses brainstorming soal ide-ide visual yang unik.
Desain merupakan satu disiplin yang demokratis dan interdisiplin, karenanya ia mempunyai tanggungjawab khas dalam masyarakat. Memang tidak ada yang terluka apalagi mati karena desain visual yang buruk, kecuali mungkin sakit mata dan sakit hati buat orang-orang tertentu.

Untuk menghasilkan desain yang bertanggungjawab, seorang desainer harus berpengetahuan. Profesi desain sendiri memadukan seni bisnis dan seni terapan, terlalu banyak bisnis mengorbankan desain, dan terlalu banyak seni mengorbankan segi bisnis.

Masalahnya bukan pada menciptakan desain yang menjual, desainer tidak menjual desain, desainer menawarkan jasa untuk menolong pebisnis menjual produk-produk mereka. Seringkali desainer mengeluh soal tenggat waktu dan kehabisan ide atau malah menunggu ide-ide cemerlang di saat-saat terdesak. Dalam bisnis segala sesuatu harus direncanakan, segala sesuatu harus dikomunikasikan, segala sesautu memerlukan lobby-ing. Desain harus terencana, desain harus dapat mengkomunikasikan sesuatu, desain harus persuasif meyakinkan audiens.

Tanpa riset, tanpa mempunyai data-data, tanpa komunikasi, desain hanya menjadi sebuah seni murni yang sulit diterapkan ke dalam masyarakat, apalagi untuk keperluan produksi massal, atau untuk kepentingan massa.
Akibatnya lebih banyak masalah desain adalah masalah desainer pribadi, bukan masalah produk atau masalah di tengah masyarakat. Desainer memecahkan masalah dirinya sendiri bukan memecahkan masalah produk atau masyarakat.
Pengetahuan yang terbatas, misalnya desainer hanya tahu desain, tetapi tidak mengerti disiplin lain, maka jatuhlah ia kepada keterbatasan-keterbatasan lainnya. Tidak mengerti bahasa visual, tidak mengerti menemukan masalah, tidak mengerti bagaimana mencari ide, tidak mengerti untuk apa membuat desain. Yang penting klien suka, dan ide terjual.
Hal ini yang membuat desain grafis semakin biasa saja, tidak ada yang istimewa. Desain hanya dipelajari secara formalis, tidak ada pendalaman metode mencari, mengembangkan, dan menginovasi desain.
Buku ini disusun dari berbagai pandangan mulai dari orang-orang edukasi hingga para praktisi.
Desain harus melalui proses, dan proses ini merupakan jalan bagi pebisnis untuk memajukan usahanya. Desain grafis bukan lagi soal bagaimana menjual 'taste' desainernya kepada klien, atau sebaliknya, bukan pula soal bagaimana memvisualkan 'keinginan' klien.
Desain adalah tentang desain itu sendiri.

No comments: